Cinta Segelas Teh Tarik


   Matahari siang ini sungguh cerah sekali, tubuhku ini seperti mandi keringat siang itu. Aku memutuskan untuk “Ngadem” di Cafe biasa aku menghabiskan waktu sepulang kuliah, cafenya sih tidak jauh dari kampusku. Aku duduk di pojok cafe, tempat favoritku. Aku langsung pesan minuman favoritku Teh Tarik dan cemilannya, setelah pesan aku segera mengeluarkan laptopku dan langsung mengerjakan tugas kuliah yang lumayan banyaklah.
     Teh tarik dan cemilan pesananku sudah diatas meja, langsung saja aku tenggak teh tarik yang aku rasa cukup buat semangatku hadir lagi. Teh tarik ini temanku disaat sedih maupun senang.
     Lumayan lama aku “Ngadem” di Cafe, aku melihat seorang laki-laki ganteng sekali. Sepertinya dia laki-laki ganteng pertama yang aku lihat di cafe ini. Wow...aku sempet nervous saat dia liat ke arah aku dan senyum ke aku. Ohhh... rasanya aku ingin terbang di beri senyuman oleh lelaki tampan seperti dia wewwwww.....
     Pas liat minuman yang dia pesan, sedikit kaget dia juga pesan teh tarik. Wah aku penasaran, apa dia penggemar teh tarik juga? Uhhh gantengkuuu siapa namamu? Makin penasaran deh aku. Aku terus memandangi dia sambil senyum-senyum sendiri. Hampir saja tugasku terlupakan gara-gara dia.
     Sampai dirumah aku masih terbayang-bayang wajah lelaki tadi, makin penasaran sama namanya, siapa sih dia? Semoga aku ketemu dia lagi kalo dia emang jodohku.
     Hari berikutnya, seperti biasa aku ke cafe lagi sambil menikmati Teh tarik tanpa cemilan, sambil membaca novel aku menunggu si doi datang. Eh...tak lama aku nunggu doi datang duduk persis sebelah mejaku. Si doi beri aku senyuman lagi, aduh makin meleleh ini aku. Ternyata doi pesan teh tarik lagi, wah jangan-jangan kita sama deh penggemar teh tarik.
     Sungguh tidak disangka tidak diduga, itu si doi mendekati aku yang sedang asik dengan novelku.
       “boleh gabung disini?” ucap doi dengan senyuman manisnya
       “oh...iya boleh.” Kataku membalas senyumannya.
       “kamu mahasiswi teknik informatika semester 2 kan?” ucapnya.
       “iya, ko kamu tau?” ucapku penasaran.
       “aku sering liat kamu dikampus.”
       “ kita satu kampus? Masa sih? Ko aku jarang liat kamu yah? Malahan ga pernah. liat kamu pun baru kemaren disini.” Jelasku
       “iyaaku semester 6, ya kan aku ga sepopuler kamu. Aku juga sering nongkrong disini. Aku juga sering liat kamu, aku malahan hafal menu yang sering kamu pesan.” Ucap doi menjelaskan semuanya.
       “aku juga sama ka, aku ga populer ko. Masa sih ka, kaka sering nongkrong disini?.” Kataku yang masih tidak percaya.
       “kalo kamu ga populer, aku ga mungkin tau kamu. Aku sering duduk disana, jadi mungkin kamu ga terlalu memperhatikan aku.” Ucapnya sambil menunjuk tempat itu.
       “ih kaka bisa
aja. oh iya ka, kita kan belum kenalan nama aku...” belum sempat aku teruskan pembicaraanku si gantengku sudah nyerobot.
       “Ghea, nama kamu ghea kan?” ucapnya.
       “kaka ko tau?” aku makin penasaran.
       “aku tau, kan belakang laptop kamu ada tulisan nama kamu.”
       “oh iya yah ka, nama kaka siapa?” ucapku sambil tertawa sedikit malu.
       “aku ivan.” Ucapnya singkat. Ternyata si doi ini namanya ivan, kira-kira ivan apa ya? Ivan mas? Atau ivan asin? Atau.... sudahlah lupakan....
     Pembicaraan kita semakin seru, dari situ kita semakin dekat. Kita sering nongkrong berdua di cafe biasa, nonton bareng, pernah suatu hari ivan ngajak aku kerumahnya padahal aku sama dia baru kenal 1 mingguan. Aku dikenalkan sama kedua orang tuanya, untungnya orang tuanya sangat ramah denganku. Aku juga sempat dibuatkan minuman favoritku Teh Tarik spesial buatan ivan, rasa teh tariknya lebih istimewa dari buatanku sendiri dan buatan di cafe biasa itu, mungkin ditambahkan rasa cinta kali ya. berharap sekali aku ini.
     Beberapa hari ini aku kenal ivan hidupku lebih berwarna, ivan udah buat hidupku tidak flat lagi. Sepertinya ivan sudah berhasil mencuri hatiku, pertama karena tampangnya yang diatas rata-rata, kedua karena dia pecinta Teh tarik dan pembuat Teh tarik yang jago, ketiga karena perhatian dia yang buat aku suka sama dia. Ivannnnn oh ivannnn.....
     Sudah 1 bulan sudah aku mengenal ivan. Namun akhir-akhir ini aku jarang bertemu ivan di cafe ataupun di kampus saat aku menghubungi dia pun, dia sulit dihubungi. Ingin ku datangi rumahnya tapi aku masih malu bertemu orang tuanya.
     Ketika aku benar-benar merindukan ivan, aku pasti menikmati segelas teh tarik untuk meredakan kerinduanku dengan ivan. Tapi, aku tidak bisa menghilangkan kerinduanku ini. Aku sungguh-sungguh merindunya, kadang terbesit difikiranku apa ivan hanya mempermainkan aku saja? Dengan dia mendekatiku, lalu meninggalkanku setelah aku sudah jatuh hati terlalu dalam padanya. Dan aku mencoba berfikir positif, mungkin ivan sibuk dengan tugas kuliahnya yang bertumpuk.
     Tiba-tiba handphone ku berbunyi, ternyata itu telfon dari ivan. Dan ivan mengajakku ketemuan sekarang, dia sudah menungguku didepan rumahku. Aku segera bersiap untuk menemui ivan.
     Entah kenapa setelah melihat ivan saat itu aku segera memeluk ivan dengan erat, entahlah. “ka, kaka jangan tinggalin aku lagi yah.” Ucapku yang masih memeluk ivan. Ivan hanya tersenyum tanpa berkata sedikit kata pun. Ivan langsung mengajakku pergi, tanpa memberitahuku akan pergi kemana. Aku berfikir pasti ivan akan mengajakku ke cafe biasa, tapi aku salah ternyata ivan mengajakku ke sebuah taman yang terlihat indah malam itu. Dia tutup kedua mataku, dan mengajakku berjalan dengan kedua mataku yang masih tertutup kain. Ivan masih belum berbicara sepatah kata pun.
     Ivan membuka kain yang menutupi mataku itu, aku membuka mataku pelan-pelan. Dan..... aku terkejut melihat semua kejutan yang di buat ivan. Aku menengok ke arah ivan dengan wajah yang masih kaget dan ivan pun tersenyum padaku.
       “ka....” ucapku tak bisa berkata-kata.
       “Ghea, kamu lihat foto-foto itu kan?” tanya ivan.
       “iya ka, aku tau. Itu adalah foto-foto sebelum aku kenal kaka. Dan foto-foto saat kaka ninggalin aku setelah kaka berhasil membuat aku sulit tidur.”
       “Ghea, asal kamu tau saat itu aku ga ninggalin kamu. Aku hanya meyakinkan perasaan aku kalo aku bener-bener mencintai kamu, kalo aku ninggalin kamu foto-foto itu gak akan ada. Aku tiap hari ikutin kamu dan apa kamu juga merasakan apa yang aku rasakan.” Ucap ivan dengan menggenggam tanganku.
       “ka, kaka udah berhasil buat hati aku nyaman dengan teh tarik istimewa itu dan perhatian kaka, aku ga mau kalo kaka jauh dari aku. Kaka udah buat hidup aku lebih indah dan lebih berwarna. Jujur ka, aku sayang sama kaka. Kaka pasti tau apa perasaan aku saat aku jauh dari kaka.”
       “aku juga sayang ghe, sama kamu. kamu juga berhasil buat aku jatuh cinta sama kamu.aku berharap kamu selalu membuat hariku semakin indah saat aku bersama kamu ghe.”
     Akhirnya aku tahu ternyata ivan tidak benar-benar meninggalkanku, ternyata dia selalu ada namun aku tak melihat itu. Meskipun aku baru mengenal ivan tapi aku nyaman dengannya. Saat bersamanya adalah saat dimana kebahagiaanku datang.

*Padahal ini cerpen 1 atau 2 tahun lalu*

Created by: Qisti Rahmatia Gaisani


Follow me on Twitter : @AisBilang

Komentar