“Mencintaimu dalam
diamku ini memang tak mudah. Aku menyimpan rasa ini benar-benar tanpa banyak
orang yang tahu, yang tau hanya aku. Ya, kamu pun mungkin tak tau jika aku
punya rasa untukmu. Rasa yang lebih dari seorang sahabat, rasa yang mungkin aku
juga malu untuk memberitahukanmu. Aku cukup diam sambil melihatmu bahagia
dengan pacar barumu.”
Namaku Gita, aku punya
dua orang sahabat laki-laki nama Hardy dan Dimas, Mereka semuanya baik padaku.
Aku bersahabat dengan mereka memang masih dibilang baru, mulai dari aku masuk
kuliah mereka itu kakak tingkatku. Mereka sering bantu aku kalau aku lagi butuh
bantuan, waktu aku pindah kosan saja mereka rela lelah untuk bantu aku.
Mereka berdua memang
sangat perhatian denganku, tapi entah kenapa aku merasa perhatian yang
diberikan Dimas berbeda. Awal kita berteman sih belum pernah aku hanya jalan
berdua dengan Dimas saja atau pun Hardy saja. Kita selalu hangout bareng,
pokoknya selalu bareng.
Tapi akhir-akhir ini
Dimas sering mengajakku hangout hanya berdua saja tanpa Hardy atau mungkin
Hardy jarang hangout bareng kita karena dia sedang dekat dengan seorang cewek
yang satu angkatan denganku, dengar-dengar sih begitu tapi Hardy belum cerita
ke aku ataupun Dimas.
Hari ini Hardy dan
Dimas ke kosan aku, ya seperti biasanya jika aku malas pergi mereka aku minta
ke kosan saja untuk main. Hardy pun membuka pembicaraan dengan menceritakan
kalau dia sedang suka dengan seorang cewek yang seangkatan denganku.
“Aku lagi jatuh hati nih sama
perempuan berlipstik merah itu.” Ujar Hardy menceritakan.
“Kenal dimana dy?” ucapku mulai penasaran.
“Gebetan baru nih ,” ucap Dimas menambahi.
“Kenal dimana dy?” ucapku mulai penasaran.
“Gebetan baru nih ,” ucap Dimas menambahi.
Hari itu Hardy cerita
panjang lebar tentang gebetan barunya
kami sebagai sahabat ikut bahagia melihat Hardy bahagia. Tapi entah kenapa
besoknya pas Hardy kenalin aku dan Dimas kepada gebetan barunya aku sedikit ragu jika perempuan ini baik untuk
Hardy dan entah kenapa perasaan aku tiba-tiba tidak enak. Lalu kami berkenalan
dan namanya Sarah, cantik memang pantas saja Hardy menyukainya. Sehabis itu
kami hangout berempat dan rasanya tak
biasa. Aku melihat sepertinya Sarah mencuri-curi perhatian Dimas juga. Aku sedikit
risih memang melihat Sarah curi-curi perhatian kedua sahabatku ini.
Hardy dan Sarah makan
siang di café, Hardy masih belum punya keberanian untuk mengatakan pada Sarah
jika dia suka dengan Sarah. Setelah selesai makan siang Sarah meminta nomer
handphone Dimas pada Hardy, Hardy sedikit kaget mengapa Sarah meminta nomer
handphone Dimas namun dia mencoba berfikir positif.
Dan ternyata mengapa
kemaren Sarah meminta nomer handphone Dimas itu untuk menanyakan tugas. Sarah
pun meminta untuk ketemuan dengan Dimas. Awalnya sih memang untuk masalah
tugas, tapi kok lama kelamaan Sarah sering banget mengajak Dimas ketemuan.
Hardy pun mulai panas,
merasa ditikung sahabat sendiri dan
aku mencoba menenangkan Hardy yang aku rasa sakit hati karena Dimas yang
ikut-ikutan mendekati Sarah. Aku mencoba membuat Hardy berfikir positif, ya
mereka mungkin saja dekat tapi belum tentu berpacaran kan? Namun Hardy tetap
sulit untuk menerima semua ini. Aku pun sempat kaget melihat kedekatan mereka dan
bertanya-tanya dengan semua ini.
Beberapa hari kemudian
aku mendengar kabar Dimas sudah berpacaran dengan Sarah, aku benar-benar kaget
mendengar berita itu, apalagi Hardy. Meskipun aku juga memendam rasa pada
Dimas, tapi aku yakin aku mampu membuang perasaan itu karena kami ini
bersahabat.
Saat itu Hardy
benar-benar marah pada Dimas, dia menganggap Dimas menghianatinya. Aku dan
Dimas menemui Hardy, namun tak disangka Hardy memukul Dimas dengan kerasnya.
Aku mencoba memisahkan Hardy yang ingin memukul Dimas tapi malahan aku yang terkena
pukulan Hardy.
Tanpa berbicara apapun aku langsung meninggalkan mereka dengan
pipi aku yang membiru.
Aku benar-benar kesal
saat itu, entah siapa yang harus aku salahkan Hardy, Dimas, ataupun Sarah? Atau
emang semuanya salah. Aku tak menyangka mengapa ini terjadi? Disaat
persahabatan kita sedang harmonis, dan persahabatan ini hancur gara-gara hal
yang menurutku konyol.
Besoknya, Hardy datang
ke kosan aku untuk meminta maaf karena dia tidak sengaja memukulku kemarin tapi
aku marah bukan karena dia tak sengaja memukulku tapi karena persahabatan ini
tidak seperti dulu lagi. Aku tau Hardy sakit hati karena orang yang dicintainya
menjadi milik sahabatnya tapi kan kita tidak bisa memaksakan seseorang untuk
mencintai kita. Dan mungkin Sarah lebih mencintai Dimas. Aku pun tak
membenarkan Hardy, Dimas ataupun Sarah? Tidak juga menyalahkan mereka. Entahlah
aku harus bagaimana melihat kedua sahabatku yang dulunya begitu dekat kini
mereka berjauhan layaknya musuh besar. Mungkin Hardy belum bisa menerima
kenyataan jika Sarah lebih memilih Dimas dibanding dia.
Aku mencoba mengajak
mereka kembali berkumpul bertiga seperti dulu, tapi jika aku bilang pada Hardy kita berkumpul bertiga aku yakin Hardy tak
akan datang jadi aku bilang kita hanya berdua. Hardy datang duluan menemuiku
karena ini bagian dari skenarioku agar mereka kembali seperti dulu. Kemudian
disusul dengan Dimas yang datang, tadinya Hardy ingin langsung pergi setelah
melihat Dimas datang tapi aku menahannya.
Aku mencoba membuat
Hardy dan Dimas kembali seperti dulu, aku bercerita ketika dulu kita begitu
akrab, kita begitu bahagia, apakah persahatan sekonyol ini? Hanya karena wanita
semuanya hancur seketika. Mana tawa canda kita dulu? mana kebahagiaan kita
dulu? mana kita yang saling menyayangi dulu? Semua hilang seketika, sekonyol
inikah? Jadi apa arti hubungan kita selama ini? Kalau boleh pilih aku lebih
memilih kita berawal dari musuh lalu menjadi sahabat, dari pada aku harus
mengawali dengan persahabatan tapi berakhir dengan permusuhan.
Aku memang menyukai
Dimas tapi aku menahannya karena aku gak mau persahabatan indah kita ini jadi
hancur, tapi apa? Tetap saja persahabatan ini hancur. Aku menyayangi kalian,
aku tak ingin permusuhan ini berlanjut. Aku ingin seperti dulu, kita bertiga
sama-sama bahagia.
Lalu mereka pun memeluk
aku, kemudian Hardy memeluk Dimas dan meminta maaf, dan mulai saat ini kami
bertiga memulai persahabatan ini dari awal, anggap permasalahan ini hanya bumbu
untuk memperkuat persahabatan kami untuk selanjutnya. Dan aku, sudah siap untuk
melupakan perasaan itu pada Dimas, karena aku rasa persahabatan lebih indah
dibanding hanya berpacaran. Dimas juga tetap berpacaran dengan Sarah sedangkan
Hardi sudah merelakan Sarah.
cieeeeeeeeeeeeeee
BalasHapus